MEKANISME SISTEM
PERTAHANAN TUBUH
A.
LATAR
BELAKANG
Manusia sebagai makhluk hidup berada di
lingkungan yang kompleks. Di sekitar manusia banyak sekali bahan organik
maupun anorganik, baik yang hidup maupun yang mati. Keberadaan mereka bisa
menjadi keuntungan bagi manusia, tetapi tidak hanya keuntungan yang didapat,
kerugian pun dapat diterima manusia.
Bahan-bahan yang merugikan, seperti yang
berasal dari hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit, debu, uap, asap,
dan sebagainya, jikamasuk ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit.
Mengingat manusia tidak dapat hidup dalam
dunia yang steril, yang terhindar dari
berbagai macam penyakit, maka manusia harus memilki sistem pertahanan tubuh
yang kuat. Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem yang terus menerus melakukan kegiatan dan tidak
pernah melalaikan tugasnya, di mana sistem pertahanan tubuh ini melindungi
tubuh siang dan malam dari semua jenis penyerang atau bahan yang bersifat
patogen bagi tubuh manusia. sistem
pertahanan tubuh bekerja dengan penuh keekunan, layaknya pasukan tempur yang
siap mebombardir musuh, dalam hal ini konfigurasi atau benda asing, yang datang
atau masuk ke dalam tubuh.
Oleh karena keberadaan sistem pertahan
tubuh di dalam tubuh manusia sangat harus mendapatkan perhatian penuh agar
sistem tersebut dapat bekerja dengan optimal, sehingga kita sebagai manusia
dapat terhindar dari penyakit yang dapat merugikan kita.
Agar sistem pertahanan tubuh dapat
bekerja dengan optimal, maka kita sebagai manusia harus memahami bagaimana
mekanisme sistem pertahanan tubuh
mempertahankan tubuhnya dari serangan-serangan konfigurasi asing yang
masuk.
Sistem pertahanan tubuh dalam
melaksanakan pekerjaannya tidak mulus berhasil, tapi banyak rintangan yang
menghadang, bahkan kekalahan sistem pertahanan tubuh sering terjadi.
Untuk mengetahui permasalahan mekanisme
saat antigen masuk ke dalam tubuh dan
pemecahan masalah mekanisme pertahanan melawan antigen akan dipapar pada
pembahasan berikutnya.
B.
MEKANISME
SAAT ANTIGEN MASUK DALAM TUBUH
Benda atau konfigurasi asing yang masuk
ke dalam tubuh disebut dengan Antigen. Secara fungsional antigen dapat
dibagi menjadi dua, yaitu imunogen dan hapten.
1. Imunogen
Imunogen merupakan bahan
yang dapat menimbulkan respon imun atau dapat disebut pula sebagai antigen yang
dapat merangsang kekebalan tubuh dengan sangat kuat terutama dalam konteks
imunitasproreaktif terhadap organisme patogen yang masuk ke dalam tubuh.
Determinan antigen yang
disebut juga sebagai epitop merupakan bagian yang menginduksi pembentukan
antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau
reseptor pada limfosit. Bagian antibodi yang mengikat epitop tersebut disebut
dengan paratop.
2. Hapten
Hapten adalam molekul yang
dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada, tetapi tidak dapat merangsang
pembentukan antibodi secara langsung.
Hapten merupakan determinan
antigen engan berat molekul yang kecil. Oleh karenanya akan berubah menjadi
imunogen jika sudah berkonjugasi dengan protein pembawa yang besar yang juga
merupakan benda asing.
Biasanya haptean dikenal
oleh sel B, sedangkan protein pembawanya dikenal oleh sel T. Hapten ini
membentuk epitop pada molekul pembawa yang dikenal sistem imun dan merangsang
pembentukan antibodi tubuh.
Berdasarkan epitop atau determinan antigen
terbagi ke dalam empat macam, yaitu:
1. Unideterminan, univalen. Molekul antigen hanya
memiliki datu jenis determinan atau epitop.
2. Unideterminan,
multivalen. Molekul antigen hanya memiliki satu jenis determinan dengan dua
atau lebih determinan tersebut .
3. Multideterminan,
univalen. Molekul antigen memiliki banyak jenis determinan, tetapi hanya
terdapa satu determinan pada tiap jenisnya.
4. Multideterminan,
multivalen. Molekul antigen memiliki banyak determinan dan juga memiliki banyak
determinan pada tiap jenisnya.
Berdasarkan ketergantungan terhadap sel T, antigen
dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
1. T.independen, yang
dapat merangang sel B tanpa bantuan sel T. untuk membentuk antibodi.
2. T. dependen, yang
memerlukan pengenalan (sensitasi) oleh sel T dan sel B terlebih dahulu untuk
mendapatkan respon dari antibodi.
Berdasarkan sifat kimianya antigen dapat
dibagi kedalam 4 macam, yaitu :
1. Hidrat arang, yang
biasanya imunogenik.
2. Lipid, bukan
imunogenik dan akan menjadi imunogenik jika dibawaprotein pembawa.
3. Asam nukleat, bukan
imunogenik, tapi akan menjadi imunogenik jika terbawa protein pembawa.
4. Protein, bersifat
imunogenik.
Antigen masuk ke dalam bisa melalui
pernapasan, pencernaan (bersama-sama dengan makanan), kulit sebagai pelindung
tubuh terluar, dan bisa juga dari saluran anus, uretra, dan reproduksi
(vagina).
Pada dasarnya konfigurasi asing yang
masuk ke dalam tubuh akan merangsang pembentukan antibodi, tetapi terdapat
beberapa masalah yang mungkin terjadi. Masalah-masalah tersebut dapat muncul
berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Mengapa respon
terhadap suatu antigen tidak berjalan terus menerus dapat menjadi lebih berat ?
bahkan sistem pertahanan tubuh tidak dapat mengendalikannya ?
2. Mengapa fetus yang
merupakan suatu alo-transplan tidak ditolakoleh respon imun ibu terhadap
antigen asal ayah atau mengapa ada antigen yang masuk tidak merangsang
pembentukan antibodi ?
3. Mengapa respon imun
terhadap antigen-antigen tubuh sendiri hanya merupakan hal-hal yang luar biasa
dan bukan merupakan halyang biasa-biasa saja ?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan dikelaskan
pada pembahasan berikut.
1.
Toleransi
Toleransi adalah tidak
terdapatnya respon imun pada seseorang yang spesifik atau imnokompeten, yaitu
kurang mengekspresikan imunitas humoral atau selular terhadap satu atau lebih
antigen pesifik. Hal ini disebabkan karena hilangnya fungsi sel B dan sel Tuhan
yang reaktif terhadap antigenyang datang.
2.
Regulasi
Oleh Antigen
Antigen yang dimasukkan ke dalam tubuh
tidak langsung menimbulkan respon imun, tetapi butuh dosis, waktu pemberian,
sifat, komposisi antigen (protein dan
hidrat arang) yang tepat agar respon
imun terbentuk. Dan juga ada antigen yang
tidak menimbulkan respon imun jika tidak mencapai suatu daerah tertentu
dari tubuh, seperti antigen imunogenik dengan tempat di jaringan limfoid.
Jadi, jika kurang tepatnya keadaan
faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan respon imun tidak terdapati.
3.
Hipersensitifitas
Jika toleransi dan regulasi antigen
menyatakan tidak terbentuknya antibodi ketika antigen masuk,
jutruhipersensitiitas menyatakan respon imun yang berlebihan dalam melawan
antigen yang masuk.
Pada hakikatnya antibodi yang terbentuk
merupakan suau usaha untuk melawan antigen yang masuk agar kita terhindar dari
penyakit ataubahaya yang ditimbulkan oleh antigen tersebut, tapi ada kalanya
respon yang berlebihan dari sistem imun tubuh dapat membahayakan bagi tubuh itu
sendiri atau dapat merusak tubuh itu sendiri. Reaksi imun patologik yang
terjadi akibat dari respon imun yang berlebihan, sehingga menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh ini disebut dengan hipersensitifitas.
C.
MEKANISME
PERTAHANAN MELAWAN ANTIGEN
Walaupun kita hidup di lingkungan yang
kompleks, yang banyak sekali antigen di sekitar kita, tetapi kita mempunyai
sistem kekebalan tubuh yang dapat melawan dan menghambat laju dari antigen
dalam mencegah mencegah perkembangbiakan antigen di dalam tubuh.
Setelah antigen masuk ke dalam tubuh,
tidak serta mertaantigen dapat menginduksi dan berkembang di dalam tubuh,
tetapi antigen akan melalui serangkaian rintangan yang diciptakan oleh tubuh.
Adapun rintangan yang dihadapai
olehantigen adalah sebagai berikut :
1.
Sistem
imun nonspesifik
Rintangan yang pertama dihadapi oleh
antigen adalah sistem imun nonpesifik. Respon imun nonspesifik merupakan respon
tubuh langsung ketika antigen masuk, yaitu berupa komponen tubuh normal yang selalu ditemukan pada individu sehat
yang sifatnya tidak ditujukan pada antigen tertentu, artinya sistem imun
nonspesifik akan melawan antigen apapun yang masuk ke dalam tubuh. Jadi, sistem
imun nonspesifik merupakan pertahanan awal dari serangkaian mekanisme
perlawanan yang akan dihadapi oleh antigen. Respon imun nonpesifik meliputi
beberapa proses yaitu :
a.
Pertahanan
fisik/mekanik
Pertahanan fisik/mekanik adalah pertahanan
sistem imun nonspesifik pertama yang siap melawan antigen yangmasuk. Pertahanan
fisik/mekanik ini adalah pertahanan dengan menggunakan sekret yang dihasilkan
tubuh.
Kita tahu bahwa antigen di udara begitu
banyak, sehingga kita sangat berpotensi menghirup antigen tersebut. Tetapi kita
juga memiiliki sistem pertahanan yang selalu siap bekerja. Hidung kita
mensekret lendir, sehingga 80-90% antigen yang masuk ke dalam hidung tertahan
atau tersapu. Selanjutnya jika antigen tersebut berhasil melewati rintangan
yang pertama datang rintangan selanjutnya, yaitu berupa penghalangan oleh
bulu-bulu halus atau silia di permukaan sel-sel saluran pernapasan. Pertahanan
juga dilakukan oleh sistem pernapasan dengan cara bersin dan batuk agar antigen
yang masuk terdorong keluar.
Antigen yang masuk ke dalam tubuh juga
harus melewati kulit, sebagai bagian terluar dari tubuh yang melindungi bagian
dalam tubuh dari segala hal yang mengancam. Walapun kulit dapat dilalui oleh
keringat yang keluar dari tubuh, tetapi karena elestisitasnya kulit, lubang
tempat jalan keluarnya keringat dapat tertutup ketika keringan tidak keluar.
b.
Pertahanan
biokimia
Apabila antigen berhasil melewati
serangkaian perlawanan dari sistem pertahanan fisik, antigen pun akan
menghadapi pertahanan biokimia. Pertahanan biokimia adalah pertahanan sengan
menggunakan sekret tubuh sebagai alat penahan dari serangan antigen.
Antigen yang melakukan penetrasi ke kulit
tidak langsung dapat masuk ke dalam jaringan kulit, tetapi akan ditahan oleh pH
asam disekret kelenjar keringat dan asam lemak kulit, yang pada sebagian
patogen hal tersebut merupakan hal yang beracun.
Bersama dengan makanan yang dikonsumsi
tubuh antigen masuk, tetapi untuk dapat menginduksi antigen harus asamnya enzim
amilase yangdisekret oleh kelenjar ludah, dan setelah itu antigen akan
menghadapi asamnya lambung, dan jika masih berhasil mengalahkan asamnya
lambung, antigen akan dihadapkan pada enzim pencernaan yang dihasilkan oleh
usus halus, contohnya adalah sekret peptida antibakterial.
Selain dari hidup dalam proses
pernapasan, dari kulit sebagai lapisan terluar dari tubuh dan dari mulut
sebagai organ masuk makanan, antigen juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui
sistem ekskresi atau organ yang
mengeluarkan urin. Melalui alat alat keluarnya urin inipun antigen tidak luput
dari perlawanan sistem kekebalan tubuh. Di dalam kandung kemih antigen akan
dihadapkan dengan asamnya suasana.
Mata merupakan organ tubuh yang tidak
tertutupi oleh kulit. Dan untuk menjga mata agar tidak terinduksi oleh antigen air
mata siap mempertahankan wilayahnya dari serangan antigen.
c.
Pertahanan
humoral
Pertahanan humoral terdiri dari tiga
pertahanan, yaitu pertaanan antibodi dan komplemen, pertahanan interferon dan
perthanan C Reaktif Protein (CRP).
1) Antibodi dan
komplemen
Serum normal darah merupakan pertahanan
kerja sama antara antibodi dengan komplemen. Antibodi dan komplemen ini dapat
menghancurkan dindingsel bakteri antigen proteksi terhadap infeksi.
Komplemen itu sendiri merupkan sejumlah
besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi
dan berperan dalam proses inflamasi. Adapun fungsi dari komplemen itu sendiri
adalah sebagai penghancur sel membran bakteri (lisis), pelepas bahan kemotaktik
yang mengerahkan makrofag ke tempat bakteri, dan sebagai pengendap pada
permukaan bakteri (opsosinasi), sehingga makrofag mudah mengenali atau
opsonisasi lalu mamakannya. Asal komplemen berasal dari hepatosit dan monosit
yang berada diseluruh tubuh.
2) Interferon (IFN)
Infeksi virus akan mengalami perlawanan dari
interferon yang merupakan produk dariinti sel. Interferon ini merupakan sitokin
berupa glikoprotein. Interferon juga merupakan pengaktif sel NK, sehingga sel
NK dapat menghancurkan infeksi virus stadium lanjut.
3) C - Reaktif Protein
(CRP)
Ketika infeksi bakterimengganas atau
bersifat akut CRP yang merupakan senyawa protein akan meningkat drastis, yng
bersama ion kalsium CRP mengikat moleku pada permukaan bakteri atau jamur,
sehingga komplemen teraktivasi. CRP juga berupa opsonin yang dapat merangsang
proses fagositosis antigen.
d.
Pertahanan
seluler
Pertahanan seluler adalah pertahanan
tubuh dari serangan antigen oleh
sekelompok sel. Terdapat empat jenis sel yang bertugas pada pos perthanan ini.
1) Fagosit
Banyak sel yang berperan dalam proses
fagositosis antigen, tetapi sel utama yang bertanggung jawab dalam proses ini
adalah sel monosit dan granulosit.
Proses
fagositosis ini terjadi melalui serangkaian proses, yaitu penarikan
bakteri karena terjadi kemotaksis antara sel bakteri dengan sel fagosit,
setelah itu dilakukan pengenalan yang artinya bahwa benda yang sedang dikenali
ini apakah self atau nonself, lalu terjadi pengikatan atau penangkapan yang
dibantu dengan komplemen dan antibodi, setelah terjadinya pengikatan maka
terjadi endositosis yang merupakan proses fogositosis (pembentukan fogosom),
dan terjadi fusi lisosomdan fogosom yang menyebabkan kerusakan antigen dan
pencernaan antigen, setelah antigen tercerna produk mikroba dilepas dan
musnahlah antigen tersebut.
2) Makrofag
Sel fagosit, seperti monosit dapat
berdiferensiasi menjadi sel makrofag. Di dalam hati terdapat sel makrofag
kupffer, di dalam kulit sel langerhans dan lain-lain. Karena sel makrofag lebin
kompleks dari sel fagosit sel makrofag hidup lebih lama dan membentuk granul
dengan produk lisozim, komplemen, interferon dan sitokin. Jadi, makrofag
meruapakan alah satu pabrik penghasil pasukan sistem pertahanan tubuh.
3) Natural Killer Cell
(sel NK)
Sel NK merupakan bagian dari limfosit.
Fungsi dari sel NK adalah sebagai sistem pertahanan tubuh nonspesifik, artinya
semua antigen yang masuk ke wilayah sel NK akan berhadapan dengan sel NK.
4) Sel Mast
Seperti halnya dengan sel NK,mkrofag dan
fagosit, sel mast juga meruapkan sel pertahanan nonspesifik, di mana sel mast
juga ikut berperan dalam reaksi alergi dari tubuh.
2.
Sistem imun spesifik
Apabila antigen berhasil menghadapi
sistem imun nonspesifik, maka sistem imun spesifik akan terangsang untuk
diproduksi. Respon imun spesifik adalah perlawanan terhadap serangan antigen
yang sudah dikenal atau sudah tersensitasi.
Oleh karenanya sel ini hanya mampu menghancurkan konfigurasi asing yang sudah
dikenal.
Prosedur kerja dari sistemimun spesifik
dimulai dengan pengenalan konfigurasi asing yang masuk, setelah dilakukan
pengidentifikasian, antibodi akan mensensitasi sistem imun terhadap konfigurasi
asing yang tadi masuk. Apabila suatu saat bertemu lagi dengan konfigurasi
asing tersebut antibodi akan memunculkan
sensitasi akan konfigurasi asing tersebut, sehingga antibodi dapat memutuskan
dengan cara apa konfigurasi asing tersebut diihancurkan.
1) Sistem imun
spesifik humoral
Sistem imun spesifik humoral adalah
sistem imun yangagennya terbuat dari cairan tubuh, yang berperan pada sistem
imun ini adalah Limfosit B atau sel B yang berasal dari sumsum tulang belakang
sel asal multipoten.
Antigen yang masuk spesifik sistem imun
ini akanmerangsang terbentuknya sel B, kemudian sel ini berproliferasi dan
berkembang menjadi plasma sel yang kemudian
membentuk antibodi sebagai pertahanan terhadap serangan antigen.
2) Sistem imun spesifik
seluler
Dalam sistem imun spesifik seluler yang
berperanadalah sel T yang dipsoduksi dari umsum tulang belakangdengan
diferensiai di kelenjar timus.
v Kerja sama antara sistem imun nonspesifik
dengan sistem imun spesifik
Sitem imun dodspesifik dan sistem imunspesifik
salning berinteraksi, di mana sistem imun nonspesifik merupakan perangsang
terbentuknya sistem imun spesifik.
Berikut prosedur kerja sama antara sistem
imun nonspesifik dengan sistem imun spesifik :
1. Pada mulanya antigen
masuk ke dalam tubuh
2. Dengan masuknya
antigen komplemen teraktivasi, sehinggaterjadi pertempuran antara antigen
dengan komplemen danmerangsang sel yang terinfeksi antigen untuk melepaskan
interferon.
3. Dengan terlepasnya
interferon sel NK teraktivasi, sehingga antigen yang lolos dari sistem
pertahanan yang pertama akan menghadapi sel Nkini.
4. Apabila sel NK kerepotan menghadapi antigen sel diaktifkan untuk mebantu sel NK dalam menghancurkan antigen tersebut.
Adapun prosedur lengkapnya adalah sebagai
berikut :
1. antigen yang masuk
akan dilawan oleh sistem imun nonspsifik fisik/mekanis
2. antigen yang lolos
akan ditahan sistem imun nonspesifik biokimia.
3. antigen yang lolos
akan behadapan dengan sistem imun nonspesifik humoral.
4. jika lolos
pemroduksian humoral meginaktivasi sel fagosit
5. antigen yang tidak
bisa di lawan dengan fagosit akan berhadapan dengan makrofag
6. jika makrofag tidak
bisa mengendalikan sel T. penolong menerima sinyal dari makrofag.
7. pada saat itu juga
sel T. pembunuh bersiap untuk memperbanyak diri guna melawan antigen
8. setelah itu limfosit
B teraktivasi dan mulai memroduksi antibodi yang sesuai.
9. apabila antigen
lebih tangguh sel T. siap terjun kembali melawan antigen
10. jika antigen masih
diraa lebih kuat sel NK teraktivasi dan mulai menyerbu antigen.
11. sel T. penekan
menghentikan proses ini jika sel NK tidak bisa berkutik melawan antigen
12. setelah dapat menghancurkan antigen, antigen tersebut terlahteridentifikasi dan menjadi memori yang jika antigen tersebut datang lagi memori tersebut akan muncul, sehingga dapat memilih cara untuk membunuhnya. Hal ini disebut dengan sensitasi.
D.
KESIMPULAN
Sistem pertahanan tubuh kita adalah
sistem yang selalu terjaga untuk mempertahankan tubuh dari invasi benda asing.
Dalam pertahanan tubuh terdiri banyak
proses atau mekanisme yang berurutan, yang
kesemuanya saling berhubungan satu sama lain. yang kesemuanya terprogram
dan terencana.
Benda asing yang masuk ke dalam tubuh
disebut dengan antigen. Antigen ini merangsang terbentuknya sistem imun.
Antigen masuk ke dalam tubuh kita biasanya melalui kulit, pernapasan,
pencernaaan, saluarn ekskresi dan reroduksi.
Antibodi adalah senjata yang tersusun
dari protein guna melwan konfigurasi asingyang masuk ke dalam tubuh.
Sistem imun tubuh terbagi dua:
nonspesifik yang sifatnya untuk semua antigen dan spesifik yang sifatnya hanya
untuk antigen tertentu.
Proses perlawanan sistem imun tubuh
terhadap antigen yang masuk dimulai dengan perlawanan yang dilakukan sistem
imun yang nonspesifik, apabila sistem imun yang nonspesifik ini tidak dapat
mengendalikan, maka sistem imun spesifik akanterjun membasmi antigen.
Dengan adanya peperangan antara antigen
dengan antibodi akan menjadi memori, yang akan diingat jika bertemu kembali
dengan antigen tersebut, sehingga dengan memori tersebut sistem imun tubuh dapat
menentukan cara yang tepat dalam membasmi antigen tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
v Referensi dari buku :
Ø Bratawidjaja, Karnen Garna. 2002. Imunologi
Dasar. FK-UI : Jakarta
Ø Volk,Wesley A. dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi
Dasar. Erlanggan : Jakarta
Ø Pelczar Jr, Michael J.dan E. C. S. Chan. Dasar-Dasar
Mikrobiologi Jilid 2. UI-Press : Jakarta
Ø Yahya, Harun. 2004. Sistem Kekebalan Tubuh
dan Keajaiban di Dalamnya. Dzikra : Jakarta
v Referensi dari internet :
Ø http://www.kalbefarma.com/files
Ø http:/www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=245172&kat_id=150
Tidak ada komentar:
Posting Komentar