AL-QUR’AN DAN EMBRIOLOGI MANUSIA
Dikotomi agama dan ilmu pengetahuan yang terjadi di masyarakat sangat riil. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat beranggapan bahwa Al-Qur'an merupakan kitab yang berisi tentang akidah dan ibadah ritual saja dan bukan kitab ilmu, adapula yang beranggapan bahwa ilmu pengetahuan tidak berhubungan dengan masalah iman sehingga seringkali masyarakat mengacuhkan masalah ilmu pengetahuan, dan ada yang beranggapan bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang baru dan sesuatu yang baru itu adalah haram.
Masalah
dikotomi seharusnya tidak terjadi. Al-Qur'an adalah sumber segala ilmu, begitu
pula dengan ilmu pengetahuan. Di dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang
menjelaskan tentang ilmu pengetahuan, baik ilmu kealaman, kemanusiaan, kejiwaan
dan lain-lain, yang dalam tulisan ini akan dipaparkan mengenai pembahasan embriologi di dalam Al-Qur'an.
Embriologi adalah salah satu wilayah kajian dari ilmu yang berhubungan dengan
bagaimana sel membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme atau individu. banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang embriologi
manusia, baik dilihat dari fase maupun kondisi embriologi. Oleh karenanya pada
kesempatan ini penulis akan sedikit membahas mengenai pandangan Al-Qur'an
terhadap ilmu pengetahuan embriologi manusia.
Dan
sesungguhnya Allah telah membentukmu melalui tahap-tahap bermakna manusia tidak terbentuk langsung secara sempurna, tetapi melalui
proses yang menjadikan manusia itu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang
kompleks. Ilmu pengetahuan pun menyebutkan bahwa pembentukan manusia itu
bertahap-tahap. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1.
Periode
persiapan
Pada periode ini kedua parent
dipersiapkan untuk melakukan perkawinan. Gamet mengalami proses pematangan
sehingga mampu melakukan pembuahan.
2.
Periode
pembuahan
Pembuahan adalah bersatunya sel
sperma dengan sel ovum di dalam tuba falopi yang kemudian terbentuklah zigot.
Akibat dari pembuahan ini adalah terbentuknya jenis kelamin bakal embrio, yang
berasala dari gabungan pilihan dari kromoson kelamin ayah (X atau Y) dan
kromosom kelamin ibu (X). Jika spermatozoa X bertemu dengan ovum Y, maka jenis
kelamin bakal embrio adalah perempuan (XX), dan jika spermatozoa Y bertemu
dengan ovum X, maka jenis kelamin bakal embrio tersebut adalah laki-laki (XY).
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
menentukan jenis kelamin bakal embrio adalah kromosom kelamin ayah (laki-laki).
Al-Qur'an juga menyebutkan dalam surat Abasa ayat 19.
Artinya : dari sejumlah kecil cairan, Allah membentuk dan lalu menentukkannya. (QS. Abasa : 19)
3.
Periode
pertumbuhan awal
Setelah terjadinya pembuahan, maka
zigot tersebut akan turun ke rahim dan tertanam di dalam rahim, dan pada saat
turun ke rahim mulai terpecah atau membelah. Pembelahan tersebut berlangsung
beberapa kali sampai zigot tersebut memiliki bentuk primitif (embrio), yaitu
bentuk dan susunan embrio yang masih sangat sederhana dan kasar.
4.
Periode
antara
Pada periode ini embrio mengalami
transformasi bentuk dan sususnan tubuh secara berangsur dan akhirnya mencapai
bentuk definitif, yaitu bentuk yang sudah seperti dewasa dan mengalami
differensiasi yang terperinci dan lengkap (bayi/fetus).
5.
Periode
pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir yaitu
masa pertumbuhan dan penyempurnaan bentuk definitif sampai kelahiran.
Gabungan
peride antara dengan periode pertumbuhan akhir disebut dengan tingkat
organogenesis, yaitu proses pembentukan alat tubuh serta mengkoordinasikannya
dalam berbagai sistem.
Sangat banyak ayat Al-Qur'an yang membahas mengenai penciptaan
manusia dari segumpal tanah oleh Allah SWT.
dan ayat yang akan dibahas adalah surat As-Sajdah ayat 7-9.
(7) (Zat) yang memperindah segala sesuatu
dan Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan itu dari tanah.
(8) Kemudian menjadikan keturunannya dari
sari pati tanah yang hina (air mani).
(9) Kemudian menyempurnakannya dan
meniupkan ruh ke dalam tubuhnya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan
hari bagimu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.
(Zat) yang memperindah segala sesuatu dan Dia
ciptakan bermakna penciptaan manusia dalam keadaan
yang baik, diciptakan secara sempurna, agar masing-masing dapat berfungsi
sesuai dengan yang Ia kehendaki. Dan yang memulai penciptaan itu dari tanah bermakna
:
-
Penciptaan
manusia pertama, Adam, dari tanah.
-
Berdasarkan
tafsiran Shihab tanah berartikan kiasan yaitu karena tanah sehingga manusia
dipengaruhi oleh kelaman, yaitu manusia butuh makan, minum dan lain-lain.
-
Bucaille
menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah karena komponen-komponen atau
unsur-unsur kimia tubuh manusia dapat ditemukan di dalam tanah. Ilmu pengetahuan
menjelaskan bahwa manusia terbentuk dari sperma ayah dan ovum ibu, di mana
keduanya berasal dari makanan-makanan yang berasal dari tanah, hal ini berarti
keduanya memiliki komponen kimia yang ada di dalam makanan-makanan yang berasal
dari tanah.
Kemudian menjadikan keturunannya dari sari pati tanah
yang hina (air mani) . kata sulalah berasal
dari kata salla yang berarti ambil, cabut atau sedikit, sihingga sering
disebut sari pati, dan kata mahin berartikan lemah atau sedikit. Adapun
penjelasan ayat ini adalah :
-
Shihab
menafsirkan ayat di atas dengan penciptaan manusia dari sedikit air mani yang
diremehkan, lemah dan menjijikkan. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa air mani
atau sperma itu bersifat lemah karena sperma sangat tidak tahan dengan suasana
asam, sehingga mudah sekali mati, dan sperma memiliki ketahanan hidup yang
lebih lemah dibandingkan dengan ovum.
-
Bucaille
menyatakan bahwa kata mahin tidak saja berati hina dari segi sifatnya,
tetapi juga hina dari segi tempat dikeluarkannya sperma tersebut, yaitu
bertempat sama dengan air kencing dikeluarkan. Ia juga menyatakan bahwa
terdapat keserasian antara Al-Qur'an dengan ilmu pengetahuan, di mana kata
sulalah bermakan sedikit, yaitu air mani yang dipancarkan itu bervolume
sedikit. Tetapi bukan berarti dengan volume sedikit air mani tersebut tidak
bisa membentuk manusia baru, tetapi kualitas cairan manilah yang
mempengaruhinya.
Kemudian menyempurnakannya dan meniupkan ruh ke dalam
tubuhnya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu. Setelah terbentuknya zigot (bersatunya sperma dengan ovum) di tuba
falopi yang yang kemudian zigot turun ke rahim berlangsung selama 6 hari sambil
melakukan pembelahan-pembelahan dan akan tertanam dalam rahim dengan usaha
penetrasi untuk implantasi selama 2-3 hari yang kemudian akan terjadi
perkembangan-perkembangan, kemudian secara berturut terjadi penyempurnaan,
peniupan roh, berfungsinya sistem pendengaran, penglihatan dan hati (perasaan)
pada manusia.
Kemudian
menyempurnakannya. Berdasarkan ilmu pengetahuan
Penyempurnaan terjadi dengan
berkembangnya embrio menjadi bayi/fetus. Pada fase ini sistem kelengkapan tubuh
sudan terbentuk atau semua organ tubuh manusia sudah ada. Penyempurnaan ini
berlangsung pada bulan ke-3 usia janin. Dan meniupkan ruh ke dalam tubuhnya.
Hal ini terjadi pada bulan ke-4 usia janin.
Dan Dia
menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu. Berdasarkan ilmu pengetahuan bayi menggunakan indra pendengaran
dengan memberikan reaksi terhadap suara keras dengan cara menendang dan menggeliat
berlangsung mulai pada bulan ke-5 usia janin. Adapun penglihatan secara
sempurna dapat dicapai pada hari ke-40 usia bayi setelah dilahirkan. Dan hati
manusia tercipta, yaitu dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
pada masa-masa tamyiz. Adapun awal dari perkembangannya adalah pada fase
primordial (bakal/embrio), yaitu minggu ke-8 usia janin, pada fase primordia (bakal) telinga internal nampak sebelum permulaan
perkembangan mata, dan otak (tempatnya pemahaman) berdiferensiasi terakhir kali.
Artinya :
(12)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu sari pati
(berasal) dari tanah.
(13)
Kemudian Kami jadikan saripati itu nuthfah (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).
(14)
Kemudian nuthfah itu Kami jadikan ‘alaqoh, lalu ‘alaqoh
itu kami jadikan mudghoh, dan mudghoh itu Kami jadikan tulang
belulang (‘idzom), lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging (lakhma).
Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al Mu’minuun: 12-14).
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Adapun penjelasan seperti surat As- Sajdah di
atas.
Kemudian Kami jadikan saripati itu nuthfah (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kata nuthfah ada yang menafsirkannya
sebagai sperma dan ovum, namun
penafsiran yang lebih berarti adalah zigot yang membelah diri membentuk
blastocyst yang tertanam di uterus (Tempat yang kokoh). Penafsiran ini didukung
oleh ayat 2 surat Al-Insan.
Artinya : Sesungguhnya kami mennciptakan manusia dari tetesan air yang bercampur.” (QS Al-Insan : 2)
Ayat di atas menjelaskan bahwa
nuthfah membentuk penggabungan dari sebuah percampuran sperma dan ovum (‘air
yang bercampur’). Oleh karena percampuran sperma dengan ovum disebut zigot,
maka tafsir yang tepat untuk kata nuthfah adalah zigot.
Terdapat ayat lain yang
menggambarkan mengenai rahim, yaitu ayat 6 surat Az-Zumar.
يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍۗ
Artinya : ...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan..." (QS. Az-Zumar : 6).
Dalam tiga kegelapan dalam dunia ilmu pengetahuan merujuk kepada :
1)
Kegelapan dalam
perut (Dinding anterior abdomen)
2)
Kegelapan dalam
rahim (Dinding uterus)
3)
Kegelapan
dalam selaput yang menutup anak dalam rahim (Membran Amniochorionic)
Kemudian nuthfah itu Kami jadikan ‘alaqoh. Kata
‘alaqoh dari sisi bahasa Arab bermakna 3, yaitu :
1)
Bermakna
‘lintah’ atau ‘penghisap darah’. Ini adalah deskripsi yang tepat bagi embrio
manusia sejak berusia 1-24 hari ketika menempel di endometrium pada uterus,
serupa sebagaimana ‘lintah’ menempel di kulit. Sebagaimana pula ‘lintah’
memperoleh darah dari inangnya, embrio manusia yang berumur 23-24 hari juga
memperoleh darah dari endometrium deciduas saat hamil.
2)
Bermakna
’sesuatu yang tergantung’, dan hal ini adalah apa yg dapat kita lihat pada
penempelan embrio di uterus/rahim selama tahap ‘alaqoh. Dan ini adalah suatu
fakta ilmiah.
3)
Bermakna
’segumpal darah’. Embrio selama tahap ‘alaqoh mengalami peristiwa internal yang
sudah dikenal, seperti pembentukan darah pada pembuluh tertutup, sampai siklus
metabolisme selesai di plasenta. Selama tahap ‘alaqoh, darah ditangkap di dalam
pembuluh tertutup dan inilah alasan mengapa embrio memiliki penampakan seperti
gumpalan darah.
Lalu segumpal darah itu kami jadikan mudghoh. Kata mudghah bisa bermakna “segumpal daging” dan bisa juga
bermakna “sesuatu yangg dikunyah”. Akhir minggu ke-4, embrio manusia tampak
seperti gumpalan daging atau sesuatu yang dikunyah. Penampakan seperti bekas
kunyahan menunjukkan somit yang menyerupai tanda gigi. Somit merepresentasikan
permulaan primordia dari vertebrae (bakal tulang belakang).
Dan mudghoh itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Ayat ini mengindikasikan bahwa setelah tahap mudhghoh, tulang
belulang dan otot terbentuk. Hal ini sesuai dengan perkembangan embriologi.
Pertama tulang terbentuk sebagai model kartilago (tulang rawan) dan otot
(daging) berkembang menyelimutinya. Keduanya
(tulang dan daging) berkembang sampai akhir bulan ke-3.
Penggalan surat ini tampaknya
mengindikasikan bahwa embrio tersusun atas jaringan yang berdiferensiasi dan jaringan
yang tak berdiferensiasi. Sebagai contoh, ketika tulang kartilago (rawan)
berdiferensiasi, jaringan ikat embrio atau mesenkim yang menyelubunginya tak
berdifirensiasi. Ia akan berdiferensiasi kemudian menjadi otot dan ligamen yang
menempel di tulang.
Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Ayat ini mengimplikasikan bahwa tulang dan otot menghasilkan
bentuk/formasi makhluk dengan bentuk yang lain. Hal ini bisa mengacu pada
manusia yang masih berupa embrio yang terbentuk di akhir minggu ke delapan.
Pada tahap ini, embrio memiliki karekteristik khusus dan memiliki primordia
(bakal) seluruh organ dan bagian-bagiannya baik internal maupun eksternal.
Setelah minggu ke delapan, embrio ini disebut fetus. Hal ini menjadikannya
sebagai makhluk yang baru yang berbentuk lain.
Ayat Al-Qur'an yang menerangkan
ketentuan akan lamanya kehamilan adalah terdapat pada ayat 5 surat Al-Hajj.
Penggalan ayat ini menyatakan bahwa
Allah telah menetapkan dan menentukan embrio di dalam uterus sampai masa
penuhnya (kehamilan 9 bulan).
Al-Qur'an sebagai sumber ilmu pengetahuan sudah jelas, sebagaimana teruraikannya pada makalah salah satu sisi bidang ilmu pengetuhan, yaitu permasalahan embriologi manusia. Oleh karenanya dikotomi agama Islam dengan ilmu pengetahuan yang digencar-gencarkan oleh para orientalis seharusnya terhapuskan.
Embriologi manusia adalah salah
satu dari kajian ilmu pengetahuan. Di dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat
yang menjelaskan tentang embriologi manusia ini. Ayat-ayat tersebut banyak
menjelaskan mengenai urutan-urutan fase dalam embriologi manusia dan
kondisi-kondisi yang terjadi pada urutan-urutan fase tersebut.
Dengan Al-Qur'an dirujuk sebagai sumber ilmu pengetahuan ini diharapkan kita semakin memandang segala hal (ilmu) berdasarkan Al-Qur'an, sehingga kita sebagai umat Islam yang
sekarang terpuruk dapat bangkit, mengingat Allah SWT. sudah menjanjikan
keselamatan bagi siapa saja yang berpegang terhadap Al-Qur'an .
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'anulkarim
Baiquni, Achmad. 1997. Al-Qur’an dan Pengetahuan Kealaman.
Yogyakarta : Dana Bhakti Primayasa
Bucaille, Maurice. 1999. Asal-Usul Menusia Menurut Bibel
Al-Qur'an Sains. Bandung : Penerbit Mizan
Djaelani, A. Kadir. 2000. Konsepsi Pendidikan Agama Islam dalam
Era Transformasi Global. Jakarta : Putra Harapan
http://abusalma.wordpress.com/2007/01/22/mukjizat-embriologi-di-dalam-al-qur
%e2%80%99an/”>http://abusalma.wordpress.com/2007/01/22/mukjizat-embriologi-di-dalam-al-qur%e2%80%99an/
Kimball, John W. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Rahman, Afzalur. 1988. Al-Qur'an dan Berbagai Disiplin Ilmu.
Jakarta : Lembaga Penelitian Sains-Sain Islam
Shihab, Quraish. 2004. Tafsir al Misbah Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur'an. Jakarta : Lentera Hati
Taufiq, Muhammad Izzuddin. 2006. Dalil Anfus Al-Qur'an dan
Embriologi (Ayat-Ayat tentang Penciptaan Manusia). Solo : Tiga Serangkai
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung :
Penerbit Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar